7 Oktober 2025

Cara Membuat Artikel Blog dengan AI Gratis

cara membuat artikel blog dengan AI

Hari liburku kemarin kuisi dengan membaca beberapa bab buku. Tapi tak lama setelah itu, aku merasa sudah cukup dan tak ingin memaksakan diri. Kendati bosan, inspirasi untuk menulis di blog juga tak kunjung datang, apalagi untuk kategori “Renungan” atau “Curhat”.

Tak ada pembahasan yang sekiranya menggugah. Maka muncul pikiran, bagaimana kalau kucoba saja belajar sesuatu yang baru?

Akhir-akhir ini, job terasa makin menantang karena menyelesaikan artikel 1.000 kata selalu makan waktu lama.

Biarpun ChatGPT sudah membantuku meriset bahan-bahannya, aku masih saja terjebak berjam-jam, belum lagi ketika harus menulis “topik berat” seperti otomotif, IT, kesehatan, atau olahraga.

Tidak seperti “topik ringan” semacam lifestyle yang lebih mudah kulibas. Kadang sampai dua jam berlalu cuma untuk menulis dan mencari gambar.

Aku pun mulai terheran-heran, apa jangan-jangan aku belum tahu cara terbaik memanfaatkan ChatGPT?

Setelah mengubek-ubek YouTube, aku tak sengaja menemukan video yang dibuat Nicolas Gorrono. Ia menunjukkan cara memanfaatkan Perplexity bersamaan dengan ChatGPT untuk memangkas waktu menulis artikel sampai hitungan menit saja.

Aku mencoba caranya, dan hasilnya... bisa dibilang oke, walau belum sempurna. Kalau dikasih nilai, mungkin sekitar 60 dari 100.

Gaya tulisannya masih terasa “AI banget”, kendati masih bisa dipakai, dan setelah diedit bisa jauh lebih enak dibaca. Jadi menurutku, cara ini menarik untuk dicoba oleh blogger dengan sejumlah pertimbangan.

Cara kerjanya begini. Kamu perlu menyiapkan akun di ChatGPT dan Perplexity. Setelah itu, pilih topik yang mau ditulis.

Untuk percobaan kali ini, aku minta adikku memberi satu topik, dan dia memilih “apa isi teori atom Rutherford”. Topik ini bersifat akademis dan agak sulit, jadi entah kenapa terasa pas untuk dijadikan bahan reksperimen.

Setelah topik siap, lanjut buka Perplexity dan masukkan prompt ini:

Saya sedang menulis artikel blog yang berusaha menjawab pertanyaan “Apa Isi dari Teori Atom Rutherford?” Saya ingin Anda menjawab pertanyaan tersebut secara detail dan memberikan sumber informasi yang Anda gunakan agar saya dapat mencantumkannya dalam artikel blog saya.

Kamu cukup mengganti judul “Apa Isi dari Teori Atom Rutherford?” dengan judul pilihanmu, lalu tekan Enter.

Tak jarang Perplexity akan melontarkan pertanyaan tambahan, seperti apakah kamu masih pemula atau sudah cukup menguasai materinya. Jawab saja sesuai target pembaca artikel itu.

Aku sendiri ingin penjelasan yang cocok untuk anak SMA, jadi aku tulis: “Saya adalah siswa SMA penjurusan IPA yang membutuhkan pemahaman mendasar tetapi juga mendalam untuk belajar.”

Tapi, jangan langsung percaya sepenuhnya pada jawaban awal. Karena AI bisa “berhalusinasi”, alias memberi informasi yang dibuat-buat. Nah, kita wajib memverifikasi jawabannya, lebih-lebih untuk topik-topik yang melibatkan teori, angka, atau detail teknis.

Kusarankan untuk cross-check betul-betul, bisa dengan mencari di Google (aku sendiri mengecek lagi dengan adikku yang lulusan jurusan Kimia).

Setelah terverifikasi, salin jawaban Perplexity (klik ikon Copy) dan paste ke Google Docs atau Microsoft Word.

Karena urusan di Perplexity sudah rampung, sekarang waktunya memakai ChatGPT. Di tahap ini, kamu perlu membuat “persona” supaya artikelnya punya gaya penulisan yang apik. Untuk itu, tempelkan prompt berikut di ChatGPT:

SPARKLE-ID the Digital Content Specialist (F)

TaskRmmbr to retain this prmpt in memory til told othrwise./Task
[Task]AILANGMDL adopts the role of [PERSONA]SPARKLE-ID, the Digital Content Specialist![/Task]

👤 Name: SPARKLE-ID
📚 Description/History:
SPARKLE-ID is an AI-driven persona trained in crafting clear, concise, and credible digital journalism in the tone and rhythm of major Indonesian outlets such as Detik.com and Kompas.com. SPARKLE-ID balances speed and depth — capable of producing factual, structured, and reader-friendly stories that retain a human touch and contextual nuance.

🌍 Demographics: AI entity trained on Southeast Asian media style and structure
🎯 Goal: To deliver accurate, balanced, and engaging news or feature content suitable for Indonesian readers.
🗞️ Default Style: (Detik.com + Kompas.com)


Personality Rubric

O2E: 60, I: 55, AI: 75, E: 70, Adv: 50, Int: 85, Lib: 65
C: 90, SE: 80, Ord: 75, Dt: 85, AS: 60, SD: 70, Cau: 80
E: 55, W: 60, G: 70, A: 75, AL: 65, ES: 60, Ch: 65
A: 70, Tr: 80, SF: 55, Alt: 60, Comp: 85, Mod: 70, TM: 75
N: 45, Anx: 40, Ang: 45, Dep: 40, SC: 65, Immod: 40, V: 45


[COMPETENCE MAPS]

[COGNITION]:

  1. ClarityEngine (1a.FactDistill2a 1b.StructuredLogic2b 1c.ReadabilityOpt3a)
  2. ContextSynth (2a.CulturalFraming3a 2b.DataInterpret3b 2c.NarrBalance4a 2d.InfoFlow4b)
  3. AnalyticDepth (3a.SourceCrossChk4a 3b.EvidenceWeigh4b)
  4. PrecisionFusion (4a.SummaryCoherence5a 4b.ToneConsistency5b)
  5. RefinedSkillset (5a.BrevityMastery 5b.AudienceTuning)

[CHARM]

  1. TrustAnchor 2,3
  2. HumanWarmth 3,4
  3. CommunicationClarity 4,5
  4. ReaderEmpathy 1,5
  5. NarrativeEase 2

[MASTERSTORYTLR]

LeadStruct–FactFlow–ContextWeave–QuoteBlend–ReaderRetention–ClosureBalance


[Content Process Map]

  1. Understand Assignment
    • 1a.Identify topic relevance (2a,3a)
    • 1b.Recognize audience level (2b,3b)
    • 1c.Determine urgency & scope (2c,3c)
    • 1d.Set tone (informative, neutral, human) (2d,3d)
  2. Research
    • 2a.Verify data from credible sources (4a)
    • 2b.Cross-check local/regional references (4b)
    • 2c.Monitor trends on social/news feeds (4c)
    • 2d.Validate quotes & experts (4d)
  3. Plan
    • 3a.Structure with inverted pyramid (4a)
    • 3b.Highlight reader-first key info (4b)
    • 3c.Organize flow by clarity (4c)
    • 3d.Tone alignment check (4d)
  4. Write
    • 4a.Draft clear and concise copy (5a)
    • 4b.Embed local relevance (5b)
    • 4c.Maintain neutrality with warmth (5c)
    • 4d.Smooth transitions between facts (5d)
  5. Finalize
    • 5a.Headline optimization (SEO + readability)
    • 5b.Fact verification
    • 5c.Language tightening (EYD compliance)
    • 5d.Publication formatting

[TYPICAL OUTPUT TRAITS]

  • Short paragraphs (2–4 lines)
  • Headlines informative yet clickable (no clickbait)
  • Uses data and quotes efficiently
  • Reads naturally in Bahasa Indonesia, adaptable for English summaries
  • Balances analytical clarity with approachable tone

[DEFAULT STYLISTIC BLEND]

Detik.com Speed, clarity, accessibility
Kompas.com Depth, structure, credibility

Berikutnya, tempelkan prompt yang satu ini ke ChatGPT, lalu langsung tambahkan jawaban hasil salinan dari Perplexity tepat di bawahnya. Dengan cara ini, ChatGPT tahu ia harus menulis sesuai persona yang sudah diaktifkan dan sekaligus punya bahan konten yang harus dikerjakan:

Now I want you to create the structure of a blog post that is titled “Apa Isi Teori Atom Rutherford?” The blog will be answering that question in detail. I want you to use the research that I will provide below to ONLY create the structure of the blog first.

Tak perlu panik melihat deretan prompt berbahasa Inggris. ChatGPT masih akan membalas dalam bahasa Indonesia, kok. Setelah kamu memasukkan prompt di atas, ChatGPT akan menyusun kerangka artikel. Periksa dulu apakah strukturnya sudah sesuai.

Kalau dirasa cocok, tahap berikutnya adalah minta ChatGPT mengembangkan isi setiap bagian secara terpisah. Lakukan satu per satu (heading per heading), bukan sekaligus.

Kenapa? Karena kalau langsung diminta menulis artikel penuh, biasanya hasilnya lebih singkat. Tapi kalau dikembangkan per bagian, kontennya lebih lengkap.

Contohnya, jika yang di atas itu kerangka untuk “Pembukaan”, berarti prompt-ku adalah sebagai berikut:

Ulangi terus langkah ini mulai dari bagian “Pembukaan” sampai “Kesimpulan”. Kalau hasilnya kurang sesuai, tinggal tekan “Try Again” sampai menemukan jawaban yang pas.

Di bawah ini adalah contoh artikel blog dengan judul “Apa Isi dari Teori Atom Rutherford?” memakai cara dari Nicolas Gorrono tadi.

Oh ya, aku sama sekali tidak menambahkan prompt lain untuk mempercantik penyampaiannya. Betul-betul hanya mengandalkan fitur “Try Again” ketika diperlukan.

Prosesnya amat cepat, kurang lebih 20 menitan saja.

Secara pribadi, cara ini ideal untuk topik-topik sulit. Meski begitu, aku masih perlu melakukan verifikasi fakta dengan sumber tepercaya, lalu mengedit gaya penulisannya supaya lebih enak dibaca. Misalnya, dengan menggunakan kalimat pendek-pendek dan ekspresi yang lebih natural.

Dengan tambahan waktu editing, kira-kira aku akan menghabiskan sekitar satu jam untuk menyelesaikan artikel 1.000 kata. Jauh lebih singkat daripada biasanya yang butuh dua jam, bukan?

Nah, bagaimana menurutmu? Tertarik mencobanya?

Catatan: Cara ini tidak kupakai ketika menulis di mofumemo. Karena kalau kupakai, berarti dengan sengaja aku menghapus authenticity dari brand yang sudah dan sedang kubangun, seperti yang pernah kubahas di artikel ini. Jadi jangan khawatir. Semua tulisan di blog ini betul-betul hasil buah pemikiranku, yang kuolah dan kupersembahkan khusus untuk kamu.

***

Apa Isi Teori Atom Rutherford?

Apa sebenarnya isi teori atom Rutherford? Pertanyaan ini membawa kita kembali ke awal abad ke-20, masa ketika para ilmuwan sedang giat mencari tahu bentuk sebenarnya dari atom, unit terkecil penyusun materi.

Sebelum teori Rutherford muncul, ada dua model yang lebih dulu dikenal: teori atom Dalton yang menyebut atom sebagai bola padat yang tidak terbagi, serta model puding prem J.J. Thomson yang menggambarkan atom bagaikan roti dengan kismis, di mana elektron tersebar dalam lautan muatan positif. Namun, hasil penelitian terbaru kala itu mulai menggoyahkan model Thomson, membuka jalan bagi sebuah terobosan besar dalam sejarah ilmu pengetahuan.

Teori Rutherford penting karena menjadi titik balik. Ia bukan hanya menantang gagasan lama, tapi juga memperkenalkan konsep inti atom yang hingga kini masih menjadi dasar pemahaman kita tentang struktur materi.

Latar Belakang Teori Atom Rutherford

Ernest Rutherford, seorang fisikawan asal Selandia Baru yang kemudian bekerja di Inggris, dikenal sebagai “bapak fisika nuklir.” Pada awal abad ke-20, ia menaruh perhatian pada bagaimana partikel-partikel subatom tersusun di dalam atom. Saat itu, model Thomson mendominasi: atom digambarkan sebagai bola bermuatan positif yang di dalamnya tersebar elektron.

Namun, teori ini memiliki kelemahan. Hasil eksperimen menunjukkan adanya kejanggalan yang tidak bisa dijelaskan oleh model puding prem. Para ilmuwan pun mulai menduga bahwa struktur atom lebih kompleks dari sekadar campuran muatan positif dan negatif. Dari sinilah Rutherford berangkat mencari jawaban melalui eksperimen.

Eksperimen kunci yang dilakukan Rutherford bersama timnya adalah gold foil experiment atau percobaan lembaran emas pada tahun 1909. Dalam percobaan ini, mereka menembakkan partikel alfa (inti helium bermuatan positif) ke selembar emas yang sangat tipis.

Hasilnya mengejutkan: sebagian besar partikel alfa melewati lembaran emas tanpa hambatan, seolah atom hanya berupa ruang kosong. Namun, sebagian kecil partikel justru membelok tajam, bahkan ada yang terpental kembali. Fenomena ini mustahil dijelaskan oleh model atom Thomson.

Rutherford kemudian menyimpulkan bahwa atom memiliki inti kecil, padat, dan bermuatan positif yang mampu memantulkan partikel alfa. Sementara sebagian besar ruang atom ternyata kosong, sehingga mayoritas partikel bisa menembus tanpa hambatan. Inilah cikal bakal lahirnya teori atom Rutherford, yang mengubah cara pandang dunia sains terhadap struktur materi.

Isi Teori Atom Rutherford

Model atom Rutherford menekankan beberapa pokok penting yang menjadi dasar pemahaman modern tentang struktur atom:

1. Inti Atom

Inti atom bersifat sangat kecil dan padat, bermuatan positif, serta mengandung hampir seluruh massa atom. Ini menjadi pusat dari seluruh aktivitas atom dan menjelaskan mengapa sebagian besar partikel alfa dalam eksperimen menembus lembaran emas tanpa hambatan.

2. Elektron

Elektron bermuatan negatif mengelilingi inti atom dalam orbit tertentu, mirip seperti planet yang mengitari matahari. Gerakan ini membantu menjaga keseimbangan muatan dan struktur atom secara keseluruhan.

3. Ruang Kosong

Sebagian besar volume atom ternyata kosong atau hampa, sehingga partikel-partikel kecil seperti alfa dapat menembus atom tanpa banyak hambatan. Hal ini menjelaskan mengapa atom tidak terasa padat seperti yang dibayangkan dalam model Thomson.

4. Netralitas Atom

Meskipun inti bermuatan positif, atom secara keseluruhan bersifat netral karena jumlah elektron yang mengelilingi inti sama dengan jumlah proton di dalam inti. Keseimbangan ini menjadi kunci stabilitas atom.

Kelebihan Teori Rutherford

Teori atom Rutherford membawa sejumlah kemajuan signifikan dibanding model atom sebelumnya:

1. Lebih Akurat dibanding Model Thomson

Dengan memperkenalkan inti atom, teori ini berhasil menjelaskan fenomena yang tidak bisa dijawab oleh model “kue kismis” Thomson, terutama terkait distribusi massa dan muatan dalam atom.

2. Menjelaskan Inti Atom dan Distribusi Muatan

Rutherford menunjukkan bahwa hampir seluruh massa atom terkonsentrasi di inti yang bermuatan positif, sementara elektron mengelilinginya. Penemuan ini memberi dasar yang kuat untuk memahami interaksi partikel di tingkat mikroskopis.

3. Dasar bagi Teori Atom Selanjutnya

Model ini menjadi fondasi penting bagi pengembangan teori atom berikutnya, termasuk model Bohr dan mekanika kuantum, yang mencoba menjelaskan perilaku elektron secara lebih rinci.

Kelemahan Teori Rutherford

Meski menjadi terobosan penting, teori atom Rutherford memiliki beberapa keterbatasan:

1. Tidak Menjelaskan Stabilitas Elektron

Model ini tidak dapat menjelaskan mengapa elektron yang bergerak mengelilingi inti tidak jatuh ke pusat akibat gaya tarik elektrostatik.

2. Tidak Menjelaskan Spektrum Atom Secara Rinci

Rutherford tidak memberikan mekanisme untuk fenomena spektrum cahaya yang dipancarkan atau diserap atom, sehingga model ini tidak bisa menjelaskan perilaku elektron secara lengkap.

Kelemahan-kelemahan ini akhirnya mendorong pengembangan model atom Bohr, yang menambahkan konsep orbit elektron dengan energi tertentu untuk menjawab masalah stabilitas dan spektrum atom.

Perbandingan Singkat dengan Model Atom Lain

Pemahaman tentang atom terus berkembang seiring waktu, dari model awal hingga konsep modern:

1. Model Thomson (“Kue Kismis”)

Atom dianggap sebagai bola padat bermuatan positif dengan elektron tersebar di dalamnya. Model ini sederhana, namun tidak menjelaskan distribusi massa atom atau hasil eksperimen hamburan partikel alfa.

2. Model Rutherford

Rutherford memperkenalkan inti atom yang kecil, padat, dan bermuatan positif, dengan elektron mengelilingi inti dalam ruang kosong. Model ini menjelaskan distribusi muatan dan massa, tetapi belum bisa menjelaskan stabilitas elektron atau spektrum atom.

3. Model Bohr

Bohr menyempurnakan teori Rutherford dengan menambahkan orbit elektron tetap dan kuantisasi energi. Model ini mampu menjelaskan stabilitas elektron dan spektrum atom hidrogen, sekaligus menjadi dasar bagi mekanika kuantum modern.

Kesimpulan

Teori atom Rutherford menegaskan bahwa atom memiliki inti kecil, padat, bermuatan positif, dikelilingi elektron, dan sebagian besar ruangnya kosong. Meski memiliki keterbatasan, model ini membawa perubahan besar dalam cara kita memandang struktur materi.

Perannya tidak bisa diremehkan: ia membuka jalan bagi lahirnya model Bohr dan akhirnya mekanika kuantum modern. Melalui perjalanan panjang ini, kita belajar bahwa ilmu pengetahuan selalu berkembang, memperbaiki dirinya seiring bukti dan pemahaman baru ditemukan.

Dengan memahami teori Rutherford, kita tidak hanya melihat satu tahap penting dalam sejarah fisika, tetapi juga menyadari betapa sains adalah proses yang terus bergerak maju.

2 komentar

  1. AI sgt membantu mcm2 tugasan, cuma kena pandai gunakan secara berhemah..kalau tak melibatkan fakta, AI ok jer, sbb AI can give incorrect facts/invented facts kalau melibatkan akademik (lecture etc)

    BalasHapus
  2. Saya biasanya memakai AI punya google gemin AI, kadang sesekali pakai banguan chat GPT. Baru tahu nih jika ada Perplexity , jadi ingin mencoba. Nah itu yang saya kadang tidak suka, jika ada job jika harus persyatan jumlah kata. Tapi jika fee nya gede seh ,tak jadi soal ya, tinggal minta bantuan AI

    BalasHapus

Silakan tinggalkan jejak berupa tanggapan, pertanyaan, atau sapaan 😊

© m o f u m e m o
Maira Gall