6 Oktober 2025

Cara Membuat Kerangka Artikel

kerangka artikel

Menulis artikel dengan struktur yang rapi sama-sama menguntungkan penulis dan pembaca.

Bagi penulis, struktur itu ibarat peta yang membantu penulis menata kata dan menentukan ruang lingkup tulisan.

Sedangkan bagi pembaca, sebuah artikel tanpa arah ibarat cerita yang tak jelas juntrungannya. Misalnya, kita sedang membaca novel, tetapi novel ini dimulai dari pembunuhan, lalu tiba-tiba meloncat ke akhir cerita, baru kemudian diperkenalkan tokoh-tokohnya. Kalau aku yang membaca, pasti jengkel.

Nah, kesimpulannya, artikel memerlukan struktur agar tetap masuk akal dan mudah diikuti.

Pada dasarnya, setiap struktur dimulai dari kerangka. Anggap saja seperti rangka tubuh kita. Tulang-tulang membentuk wujudnya, lalu otot dan daging menempel untuk melengkapinya.

Begitu juga dengan kerangka (outline) tulisan yang berfungsi sebagai penyangga supaya kata-kata dapat melekat dan akhirnya menjelma menjadi artikel yang utuh.

Sebetulnya membuat kerangka artikel itu tidak sulit, selama kita paham betul topiknya. Contoh, kalau temanya “kucing”, pertama-tama perlu kita tentukan apa tepatnya yang ingin kita ulas tentang kucing? Nah, di situlah kita menentukan arah tulisan.

Lalu, katakan saja kita memilih membahas “kucing Persia”. Jadi, topik artikel kita adalah “kucing Persia”.

Setelah itu, topik dibagi lagi ke dalam beberapa sub-topik. Bisa meliputi asal usul kucing Persia, ciri-ciri, jenis makanan, rentang usia, dan lain-lain. Kalau jumlahnya kebanyakan, mau tak mau kita harus memilih. Sub-topik yang tidak berhubungan antara satu sama lain sebaiknya dihapus, atau mungkin disimpan untuk dijadikan bahan tulisan lain.

Begitu beberapa sub-topik penting sudah dipilih, kita tinggal menatanya. Bisa dari bahasan yang paling umum ke detail yang lebih spesifik. Untuk artikel mengenai kucing Persia, kerangkanya bisa disusun begini:

  • Ciri-ciri
  • Jenis
  • Keistimewaan
  • Makanan
  • Pantangan
  • Penyakit yang kerap dialami
  • Tips merawat

Ketika sudah masuk ke artikel, sub-topik tadi akan tampil sebagai heading. Heading ditulis tebal agar pembaca tidak perlu repot mencari bagian spesifik yang ingin dibaca lebih dulu.

Nah, kalau topiknya sulit bagaimana? Sebagai penulis SEO, aku tidak selalu dapat kesempatan menulis tentang bidangku atau topik-topik yang kusukai.

Minggu kemarin saja seorang klien yang punya toko bahan bangunan meminta artikel tentang besi beton. Aku memang sedikit tahu dan bisa membayangkan wujud besi beton di kepala. Namun, sejujurnya aku tidak paham betul soal yang lain-lainnya.

Nah, kalau menghadapi topik sulit seperti ini, Google menjadi andalanku. Fitur yang paling membantu menurutku adalah “People also ask”. Inilah kumpulan pertanyaan yang banyak ditanyakan orang tentang suatu topik. Karena alasan itulah “People also ask” ini bisa dijadikan dasar untuk membuat kerangka artikel.

Berikut ini hasil “People also ask” dari penelusuranku tentang “besi beton”. Ada pertanyaan yang saling terkait, tapi ada juga yang tidak terlalu nyambung.

  • Apa yang dimaksud dengan besi beton?
  • Berapakah harga besi beton?
  • Besi beton digunakan untuk apa saja?
  • Besi beton apakah berkarat?
  • Mana yang lebih kuat besi atau baja?
  • Berapa jenis besi beton?
  • Besi beton yang bagus merek apa?
  • Berapa ukuran besi beton rumah 2 lantai?
  • Berapa harga besi beton per batang?
  • Besi beton untuk apa?

Setelah disaring mana sub-topik yang saling berkaitan, inilah kerangka tulisan tentang besi beton yang aku buat:

  • Pengertian besi beton
  • Kegunaan besi beton
  • Jenis besi beton
  • Ukuran besi beton
  • Harga besi beton

Tetapi ada juga saat-saat ketika aku tidak punya banyak waktu untuk memeriksa satu per satu pertanyaan di “People also ask”. Alternatif yang lebih praktis adalah memakai Keyword Tool.

Gampang saja: masukkan topik, pilih daerah dan bahasa, lalu klik cari. Dalam sekejap, kita mendapat banyak sub-topik yang berkaitan.

Malahan hasilnya sering kali lebih bervariasi dibandingkan “People also ask”, dan itu adalah kelebihan tersendiri, apalagi kalau kita harus menulis artikel pilar yang panjang dan membutuhkan banyak bahan.

Nah, itu tadi caraku membuat kerangka artikel, khususnya untuk artikel SEO. Tapi rasa-rasanya cara-cara ini bisa dipakai juga untuk jenis tulisan lain.

Kalau kamu sendiri biasanya bagaimana? Apakah selalu membuat kerangka dulu, atau ada cara unik sendiri ketika menulis artikel? 

4 komentar

  1. hi! thanks for dropping comment kat my lil blog! salam perkenalan yer!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih singgah balik! Seronok rasanya bila boleh terus bersembang dan makin kenal antara kita 😊

      Hapus
  2. Awal saya ngeblog juga seperti itu
    Sebelum menhadap komputer, saya sudah coret-coret dibuku
    Lambat laun, dengan sendirinya akan jalan tanpa petuk tersebut
    Yang penting siap gambarnya, nanti akan terwujud atau tangan akan gampang menari nari di papan keyboard.
    Justru yang sulit sekarang adalah membuat judul yang sekiranya tidak ada yang menyamain.

    BalasHapus
  3. Sama dengan mas Djangkaru. awal2 memang pakai struktur yang rapi,makin kesini makin malas ya.padahal bagusnya memang begitu sih, pakai kerangka atau outline dulu

    BalasHapus

Silakan tinggalkan jejak berupa tanggapan, pertanyaan, atau sapaan 😊

© m o f u m e m o
Maira Gall